Tips Bersyukur


tips bersyukur


Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopir pribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi, "Bagaimana kamu bisa begitu yakin?"
Supirnya menjawab,"Begini pak, saya sudah belajar bahwa saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan."
Jawaban singkat tadi merupakan wujud rasa syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram, dan bahagia. Sebaliknya perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.
Satu hal penting yang saya persembahkan kepada kamu sobat muda, bahwa inti bahagia itu ada di dalam jiwa dalam memandang realita. Seperti ungkapan pak sopir yang cerdas tadi.
"... saya tak selalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukai apapun yang saya dapatkan.."

Mumpung kita masih muda Bahagiakan diri Anda

Hafshah binti Siriin berkata, "Wahai para pemuda, kerahkanlah potensi dirimu mumpung masih muda, karena belum pernah aku lihat karya yang paling berharga selain yang dilakukan oleh generasi muda."
Masa muda adalah masa penuh gelora. Masa kita memegang bara, apakah engkau genggam erat ataukah engkau lepaskan begitu saja. Masa muda itu masa penuh pesona dan selera. Hanya yang cerdas saja yang dapat menjadikan hari-harinya penuh bahagia, karena hidup itu ibarat pohon. Pohon yang baik adalah pohon yang akarnya menghujam, batangnya menjulang dan buahnya matang bikin senang. Pohon yang dicintai adalah pohon yang memberi arti.
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah berkata, "Tahun ibarat pohon, bulan-bulan laksana cabang-cabangnya, hari-hari sebagai rantingnya, jam-jam sebagai daunnya dan nafas-nafas kita sebagai buahnya. Barang siapa yang nafas-nafasnya selalu dalam ketaatan, maka orang itu telah menanam pohon yang baik." [Ibnu Qoyyim, Al Fawaa'id, hlm.164]
Alangkah indahnya hidup ini, bila kita dapat mengisinya dengan goresan-goresan prestasi, menjadi pahlawan sejati bagi keluarga, masyarakat dan negeri yang kita cintai.

Dirimu penuh vitalitas, gunakan untuk hal-hal vital

Ada berbagai cara untuk mengimpelentasikan rasa syukur kepada Allah SWT. Hal itu bisa kita lakukan pada diri sendiri. Dengan cara mengoptimalkan kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki untuk mengembangkan diri lebih baik lagi. Masa muda adlaah masa penuh vitalitas, semangat, potensi dan kreativitas. Gunakan mumpung dirimu masih gress dan vital untuk meraih prestasi dan prestise.
Jangann salah menggunakan potensi vital untuk perkara gombal. Banyak prestasi terukir pendahulu kita. Sayidina Ali misalnya, Masa muda belianya ia jadi pemberani, membela Nabi saat disakiti, merelakkan diri mengganti Nabi, dengan nyawanya ia harus siap mati. Yakni saat Nabi hijrah memenuhi perintah illahi menuju Yatsrib negeri madani yang telah menanti.
Imam Syafi'i lain lagi. Di usia yang muda ia torehkan prestasi. Mengisi hidupnya dengan mendalami kitab suci, menghafalkan dan mengamalkan dalam hidup sehari-hari. Jasa dikenang hingga akhir hayat nanti.
Enjoy aja masa vitalitasmu dengan sebaik-baiknya, karena Ibnu Mas'ud pernah bersedih gara-gara masa muda yang sudah diisinya merasa belum maksimal. Abdullah bin Amr bin Ash juga merasa sedih karena waktu muda dia terlalu berlebihan dalam amal tertentu sehingga melewatkan amal yang lebih penting.
Karena vitalnya, jadilah kamu generasi baing, biang segala kebaikan. Pelopor prestasi, perintis berbagai ide-ide spektakuler seperti Albert Einstein, Newton, Saad bin Abi Waqqash yang berdakwah sampai ke negeri Cina.


Jangan mubadzirkan potensi dirimu

Mumpung kita masih muda. Jangan dimubadzirkan potensi dirimu untuk hal-hal yang sia-sia. Allah mengingatkan kita, "Sungguh beruntunglah orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya dan orang-orang yang terhadap perkara sia-sia, ia menjauhkannya.." [Q.S Al Mu'minun:1-3]
Alangkah sedihnya bila kita melihat orang lain sukses sementara kita sendiri malah terpuruk di bawah tempurung. Sedih memang, karena orang lain sukses berkat usaha dan kerja kerasnya plus pertolongan Allah tentunya. Tapi, kamu malah madesu, karena hanya kau habiskan waktumu tanpa aktivitas bermutu. Huuh.... cuma bikin ngelu.
Potensi perlu diarahkan agar tidak mubadzir. Sayang belum tumbuh kesadaran penuh untuk menggali potensi di masa muda, sehingga masih banyak terlihat pemuda menghambur-hamburkan waktunya untuk berhura-hura dan berfoya-foya, mengumbar hawa nafsu yang tak tentu arah.
Rasulullah SAW bersabda, "Ada dua nikmat yang kebanyakan manusis tertipu olehnya, yaitu kesehatan dan kesempatan (waktu luang)." (H.R. Bukhari)
Dirimu seperti air, bergeraklah agar hidup dan menghidupkan
Ada satu hikmah yang luar biasa pada makhluk ciptaan Allah yang bernama air, karena tak satupun yang dicipta Allah dengan sia-sia. "Rabbana maa khalaqta haadzaa baathila.." Air adalah salah satunya, Ia menyimpan berbagai rahasia yang menghidupkan jiwa karena Allah menegaskannya. "Sesungguhnya telah kami jadikan dari air itu segala sesuatu itu hidup."
Pada dirimu itulah tersimpan berbagai potensi "raksasa' bagaikan aliran air yang deras tersimpan dalam sebuah bendungan. Bagaikan air artesis di dalam tanah yang siap memancar ke segala arah.
Akan tetapi derasnya aliran air tidak boleh dibiarkan mengalir begitu saja tanpa arah yang jelas, sehingga menjadi air bah, banjir, menggilas apa saja yang dijumpai kemudian merusaknya. Tanaman, hewan ternak, rumah, perkampungan, desa, kota, harta benda semua akan musnah manakala air "deras" yang mengalir itu tidak dibendung, ditata, dan diarahkan. Atau lebih tepatnya di menej.
Ayo bergeraklah dan terus bergerak, karena dengan bergerak, segalanya menjadi indah dan hidup. Enak kan, bahagiakan dirimu dengan membawa kebahagiaan orang lain. Jangan kau siksa dirimu hanya dengan diam. Sebab bila air itu berhenti, atau mampet, bikin bau dan mengundang nyamuk-nyamuk bertelur. Penyakitlah akibatnya. Bisa berabe

Comments