Makna Tahlilan

Sebagai umat kadang kita terombang ambing oleh beberapa hal yang disampaikan dai kita. Beberapa dai memberikan informasi pengetahuan keislaman yang membingungkan kita. Bukan menjerumuskan, tapi kita seakan diberi kebebasan untuk memilih mana dai yang cocok dengan kita. Kaitannya dengan sunnah, kaitannya tentang nilai-nilai kebaikan. Perkara yang dinilai baik tapi tidak ada tuntutannya sering kali dinasehatkan untuk ditinggalkan, perkara yang sudah ada tuntutannya masih perlu kita perbaiki terus seperti shalat, wudhu dan yang lainnya. 

MAKNA TAHLILAN
Tahlilan (Image : dutaislam.com)

Salah satu kebiasan yang sebenernya baik hanya saja tidak ada rujukan yang shahih menjadikan perkara ini sering diperdebatkan para dai. Yang diperdebatkan lebih kepada aspek rujukan bukan nilai kebaikannya yaitu Tahlilan. Dari segi ritual ibadahnya, memang biasa tapi makna yang disampaikan tersebut yang membuat ini perlu menjadi beberapa catatan bahkan pertimbangan khusus seperti yang disampaikan K.H. Anwar Zahid.

Beberapa kutipan makna dari Tahlilan itu sendiri


1. Mengesakan Allah

Konsep dari tahlilan adalah bacaan "Lailahailallah" Keesaan Allah. Pasti yang diucapkan para penggema tahlil itu.


2. Adil dan beradab


Konsep dari adil ialah pemberian porsi yang sesuai, di dalam jamaah Tahlil, entah itu Pak RT, Pak RW serta tokoh-tokoh penting masyarakat yang lain pasti diberikan sedikit berkat dari tuan rumah yang isinya sama dengan masyarakat umum, tidak dibedakan satu sama lain, walau status sosial bahkan jenjang pendidikan berbeda. Beradab karena pakaian yang dikenakan menutup aurat, pakaiannya rapi dan bersih.


3. Bersatunya masyarakat


Semua warga bersatu dalam bingkai jamaah yang mentauhidkan Allah. Berdzikir kepada-Nya, kemudian sebagai ajang menjalin ukhuwah yang harus terus kita pupuk dan kita jaga.


4. Dipimpin oleh hidmat

Dipimpin oleh seorang ulama atau kyai yang memiliki andil penting dalam pesan keagamaan. Kemudian adanya musyawarah mufakat membicarakan kepentingan bersama dalam satu forum yang santai namun tetap dalam bingkai Islami.


5. Keadilan sosial

Setelah tahlilan selesai, masyarakat berbondong-bondong pulang ke rumah disertai berkat yang mereka bawa. Secara sosial aktivitas ini sebagai ajang saling menjaga dan melestarikan sedekah. Bukankan kita diajarkan untuk memberikan yang terbaik bagi orang lain, biasanya berkat berisi sembako atau makanan jadi yang bisa di bawa pulang untuk istri dan anak. Insyaallah isi berkat yang diberikan bermanfaat.

5 Hal ini menjadi pondasi bagi kita untuk terus menegakkan Islam yang rahmatan lil'alamin, poin tersebut tercermin juga dalam konsep ideologi bangsa kita yaitu Pancasila. Pancasila pun yang secara sebutan tidak terdengar Islam tapi isinya Islami sekali. Semoga menjadi bahan renungan  kita bersama. 

Based on my opinion

Comments