Pengalaman perdana naik pesawat terbang menjadi sensasi tersendiri. Tak pernah terbayang bisa naik pesawat, karena sampai umur 23 tahun naik kereta aja baru pertama kali. Di umur ke 24 tahun, momen naik pesawat terbang merupakan momen spesial dalam hidupku.
Mungkin bagi kalian para perantau luar Jawa yang ada di Jogja sudah terbiasa naik pesawat terbang jadi terkesan biasa saja dan umum. Tapi bagiku ini tak biasa sama sekali. Aku mengalami berbagai macam hal yang membuatku semakin belajar. Apa saja yang aku pelajari selama perjalanan dari Jogja ke Jakarta menggunakan pesawat terbang?
Hal-hal yang aku pelajari sebenarnya runtut dari sebelum keberangkatan sampai ke tempat tujuan. Untuk memudahkan alur cerita, aku bagi menjadi 2 bagian yaitu sebelum keberangkatan sampai ke TKP dan kepulangan dari Jakarta ke Jogja.
a. Hal pertama yang aku lakukan adalah pesan Go Car menuju Bandara (pesannya via smartphone temenku karena kebetulan dia dapat diskon, jadi dari total biaya Rp 30.000,- kalo gak salah inget yah, cukup bayar Rp 20.000,- lumayan hemat)
b. Sesampainya di Bandara Adi Sucipto, cek in terlebih dahulu. Dengan memperlihatkan ke petugas untuk bisa masuk ke bagian Keberangkatan (kebetulan sudah dipesankan tiket PP dari Jogja-Jakarta dan Jakarta-Jogja sama kantor pakai aplikasi Traveloka. Kita (aku dan temenku) cukup perlihatkan bukti pemesanan tiket saja.)
c. Setelah masuk, barang bawaan diperiksa sebanyak 3 kali ke dalam mesin (semacam lorong untuk mendeteksi barang bawaan)
d. Ke loket pesawat tujuan untuk mencetak tiket keberangkatan.
e. Menunggu sampai ada pemberitahuan, setelah itu masuk ke dalam pesawat.
f. Ceritanya bermula disini. Setelah di dalam pesawat, ternyata diharuskan menunggu 40 menit untuk bisa terbang, setelah menunggu 40 menit, diharuskan menunggu kembali selama 30 menit dan setelah itu dipastikan pesawat benar-benar terbang dengan sempurna. Estimasi 50 menit sampai ke Bandara Halim Perdanakusuma, benar-benar sesuai estimasi.
g. Selanjutnya turun dari pesawat dan berjalan menuju pintu kedatangan.
*oya di dalam pesawat juga mendapatkan roti (semacam bakpao tapi bukan bakpao, karena di dalamnya ada isian daging ayam dan air mineral dari Batik Air)
h. Keluar dari Bandara kemudian memesan Go Car ke tempat tujuan.
a. Kita memesan Go Ride untuk menghindari kemacetan di Jakarta yang memang benar-benar dalam kondisi cukup macet. Alhamdulillah aman dan lancar karena Go Ride bisa bermanuver, nyelap-nyelip.
b. Kita cukup awal datang ke Bandara, selanjutnya sama seperti keberangkatan (masuk ke bagian keberangkatan dan langsung mencetak tiket pesawat, setelah itu cek barang bawaan kemudian menunggu tempat yang sudah disediakan, rasanya cukup membosankan di ruang tunggu karena tidak ada orang baru yang bisa diajar ngobrol)
c. Dari awal lancar tidak ada masalah dan pesawat pun sesuai dengan jadwal penerbangan di tiket.
d. Sesampainya di dalam pesawat, diharuskan menunggu sekitar 40 menit. Gejala awal yang cukup menyesal karena kalo tahu gitu mending sholat Isya terlebih dahulu.
e. Kemudian akhirnya terbang, gejala kedua yang bikin geram diharuskan menunggu 40 menit sebelum mendarat, akhirnya putar keliling lagi. Setelah itu diharuskan menunggu lagi 30 menit, kondisi badan sudah tidak menyenangkan, karena belum makan berat dan perut rasanya cukup mual. Bikin benar-benar nyesek, diharuskan menunggu sekitar 25 menit sebelum mendarat. Ya Allah, padahal udah nunggu lama banget di udara gak turun-turun. Udah gitu di udara juga agak gonjang-ganjing gara-gara nabrak awan. Badan benar-benar lemas dan berharap segera mendarat.
f. Akhirnya mendarat, kekesalan penumpang tidak terhindarkan dengan mengungkapkan keluhan yang terjadi.
g. Karena ingin makan akhirnya gagal, karena toko banyak yang tutup. Sudah jam 12 malam, tidak ada warung yang buka.
h. Inisiatifnya beli makan di KFC.
Begitulah cerita pengalaman tidak mengenakan naik pesawat kebetulan menggunakan Batik Air saat pulang dari Jakarta ke Jogja. Apakah kalian mengalami hal yang sama?
Mungkin bagi kalian para perantau luar Jawa yang ada di Jogja sudah terbiasa naik pesawat terbang jadi terkesan biasa saja dan umum. Tapi bagiku ini tak biasa sama sekali. Aku mengalami berbagai macam hal yang membuatku semakin belajar. Apa saja yang aku pelajari selama perjalanan dari Jogja ke Jakarta menggunakan pesawat terbang?
Hal-hal yang aku pelajari sebenarnya runtut dari sebelum keberangkatan sampai ke tempat tujuan. Untuk memudahkan alur cerita, aku bagi menjadi 2 bagian yaitu sebelum keberangkatan sampai ke TKP dan kepulangan dari Jakarta ke Jogja.
1. Sebelum keberangkatan dari Jogja ke Jakarta
a. Hal pertama yang aku lakukan adalah pesan Go Car menuju Bandara (pesannya via smartphone temenku karena kebetulan dia dapat diskon, jadi dari total biaya Rp 30.000,- kalo gak salah inget yah, cukup bayar Rp 20.000,- lumayan hemat)
b. Sesampainya di Bandara Adi Sucipto, cek in terlebih dahulu. Dengan memperlihatkan ke petugas untuk bisa masuk ke bagian Keberangkatan (kebetulan sudah dipesankan tiket PP dari Jogja-Jakarta dan Jakarta-Jogja sama kantor pakai aplikasi Traveloka. Kita (aku dan temenku) cukup perlihatkan bukti pemesanan tiket saja.)
c. Setelah masuk, barang bawaan diperiksa sebanyak 3 kali ke dalam mesin (semacam lorong untuk mendeteksi barang bawaan)
d. Ke loket pesawat tujuan untuk mencetak tiket keberangkatan.
e. Menunggu sampai ada pemberitahuan, setelah itu masuk ke dalam pesawat.
f. Ceritanya bermula disini. Setelah di dalam pesawat, ternyata diharuskan menunggu 40 menit untuk bisa terbang, setelah menunggu 40 menit, diharuskan menunggu kembali selama 30 menit dan setelah itu dipastikan pesawat benar-benar terbang dengan sempurna. Estimasi 50 menit sampai ke Bandara Halim Perdanakusuma, benar-benar sesuai estimasi.
g. Selanjutnya turun dari pesawat dan berjalan menuju pintu kedatangan.
*oya di dalam pesawat juga mendapatkan roti (semacam bakpao tapi bukan bakpao, karena di dalamnya ada isian daging ayam dan air mineral dari Batik Air)
h. Keluar dari Bandara kemudian memesan Go Car ke tempat tujuan.
2. Kepulangan dari Jakarta ke Jogja
b. Kita cukup awal datang ke Bandara, selanjutnya sama seperti keberangkatan (masuk ke bagian keberangkatan dan langsung mencetak tiket pesawat, setelah itu cek barang bawaan kemudian menunggu tempat yang sudah disediakan, rasanya cukup membosankan di ruang tunggu karena tidak ada orang baru yang bisa diajar ngobrol)
c. Dari awal lancar tidak ada masalah dan pesawat pun sesuai dengan jadwal penerbangan di tiket.
d. Sesampainya di dalam pesawat, diharuskan menunggu sekitar 40 menit. Gejala awal yang cukup menyesal karena kalo tahu gitu mending sholat Isya terlebih dahulu.
e. Kemudian akhirnya terbang, gejala kedua yang bikin geram diharuskan menunggu 40 menit sebelum mendarat, akhirnya putar keliling lagi. Setelah itu diharuskan menunggu lagi 30 menit, kondisi badan sudah tidak menyenangkan, karena belum makan berat dan perut rasanya cukup mual. Bikin benar-benar nyesek, diharuskan menunggu sekitar 25 menit sebelum mendarat. Ya Allah, padahal udah nunggu lama banget di udara gak turun-turun. Udah gitu di udara juga agak gonjang-ganjing gara-gara nabrak awan. Badan benar-benar lemas dan berharap segera mendarat.
f. Akhirnya mendarat, kekesalan penumpang tidak terhindarkan dengan mengungkapkan keluhan yang terjadi.
g. Karena ingin makan akhirnya gagal, karena toko banyak yang tutup. Sudah jam 12 malam, tidak ada warung yang buka.
h. Inisiatifnya beli makan di KFC.
Begitulah cerita pengalaman tidak mengenakan naik pesawat kebetulan menggunakan Batik Air saat pulang dari Jakarta ke Jogja. Apakah kalian mengalami hal yang sama?
Saya malahan belum pernah naik pesawat terbanng. Berapa harga tiket dari jogja-jkt? Boleh dicoba kapan-kapan nih
ReplyDeleteHai Mas Dwi, hehehe..
DeleteKebetulan dibeliin sama kantor, disuruh ke Jakarta, kurang lebih 400rb kurang, jadi kalo PP 700rban mas.. :D