Manajemen Waktu Remaja


Manajemen Waktu Remaja


Remaja dengan segala gudang kehidupan yang cukup padat. Sebagian besar waktu remaja dituangkan untuk hal-hal pengembangan diri, untuk menunjukkan kepribadian diri kepada yang lain. Pengembangan yang ditonjolkan haruslah pengembangan yang bernilai positif dan kreatif tidak hanya main mulu. Ada 5 kategori dalam menentukan jenis waktu yang dibutuhkan oleh remaja khususnya. Ini perlu disadari dan disikapi dengan bijak.

1. Waktu untuk mencari ilmu

Ilmu yang dicari remaja bukan hanyak ilmu tentang mata pelajaran di sekolah, remaja juga perlu didik mengenai ilmu moral, spiritual dan ilmu kebaikan-kebaikan yang kuat, agar tidak mudah terjebak dengan godaan terhadap kegiatan negatif yang hanya akan membuat mereka candu sehingga menganggu proses pengembangan diri mereka. Ajarilah ilmu pengetahuan yang baik, ilmu agama yang baik, serta ilmu kemasyarakatan yang baik pula. Sehingga sosial, intelektual serta spiritualnya berjalan seimbang.


2. Waktu untuk berteman

Hendaknya orang tua jangan membatasi pertemanan anaknya, hal ini akan membuat mereka semakin menggila terhadap larangan orang tuanya, orang tua cukup memberi pengawasan, karena kebanyakan remaja yang didikte sama orang tuanya malah berkelakuan sebaliknya, karena mereka merasa dikekang secara emosional. Jika remaja sudah mulai akan dijebak dengan pergaulan negatif, orang tua harus punya cara untuk mengatasinya misalnya agar tidak terkena narkoba, sekolahkan anaknya ke hal-hal yang disukai anaknya, misalnya kelas berbahasa, kelas musik, atau kelas keagaamaan, sesuaikan dengan minat dan bakat remaja tersebut.


3. Waktu untuk beramal

Kalau sedari remaja diberi bekal dan kebiasaan untuk berbagi, kelak dewasa dia tidak akan egois dan materialistis. Orang yang terlalu banyak harta tapi tidak disedekahkan sebagian hartanya akan membuat hati mereka angkuh dan tidak peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi. Akibatnya remaja akan menjadi manusia yang rakus dan membuang uang dengan percuma. Ajarilah untuk berbagi kepada anak yatim piatu, anak difable dsb. Dengan begitu mereka merasa bahwa kepedulian sosial akan membuat kita menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.


4. Waktu untuk beribadah

Ajari pula beribadah, agar ia tidak melupakan TuhanNya. Ia tidak melupakan kewajiban yang diamanatkan. Sebagian orang tua lebih menyukai kalau anaknya sukses tetapi ibadahnya jarang atau bahkan tidak beribadah sama sekali. Kalau remaja sudah malas-malasan beribadah maka ia berarti diajari untuk atheis sejak kecil. Jangan hanya menunggu untuk sadar saat tua nanti, karena dengan begitu pahala yang bisa ditanam sejak dini akan terbuang sia-sia. Kalau remaja sudah bisa menjaga ibadahnya, maka dia berarti sudah menjaga agama dan kehormatannya terhadap ancaman dunia yang semu.

5. Waktu untuk bermain

Main yang dimaksudkan disini ialah segala sesuatu yang menunjang proses kreativitas ke arah yang membangun jati diri serta meningkatan kemampuan berkompetisi. Permainan yang saat ini sangat beragam dan semakin berkembang. Pusatkan kemampuan kepada permainan atau kompetisi yang membuat mereka diakui dikenal diperhatikan dengan begitu mereka kelak akan dapat mengenang prestasi apa yang telah dicapai dan apa yang akan dicapai selanjutnya.


6. Waktu untuk beristirahat

Istirahat merupakan proses relaksasi tubuh untuk memberikan stimulan dan proses penurunan kerja fisik agar bisa bugar. Istirahat perlu tapi juga sewajarnya, tidak semata-mata istriahat harus dikaitkan dengan tidur, istirahat bisa berarti menikmati pemandangan yang sejuk, hijau dan asri, atau mungkin refleksi otot atau semacamnya. Dengan begitu siap untuk melakukan aktivitas berikutnya.

Comments